Meiosis

Posted by Artikel Menarik | 6:43 PM | | 0 comments »

Bagi orang dewasa, salah satu bagian tubuh wanita ini sudah cukup akrab dengan kita.

Jadi saya disini mencoba memfokuskan pada aspek yang jarang diketahui dari vagina, yaitu evolusi dari vagina itu sendiri. Anda juga dapat sekaligus belajar anatomi vagina secara tidak langsung dari pembahasan bagaimana vagina berevolusi dari masa ke masa.

Sebelumnya saya pastikan dulu anda tahu apa vagina itu. Bayangkan dua anak kecil, yang satu perempuan dan satunya lagi laki-laki. Keduanya telanjang. Kemudian ada anda berdiri di sana juga. Sang anak perempuan menunjuk ke kelamin anak laki-laki dan bertanya pada anda, apa itu? Anda menjawab itu penis. Kemudian giliran sang anak laki-laki bertanya sambil menunjuk ke kelamin anak perempuan. Apa itu? Anda menjawab, itu vagina. Salah! Itu bukan vagina, tetapi vulva. Bila sang anak perempuan membuka vulvanya, baru vagina terlihat. Paham kan?
Desain cerdas?

Mari kembali ke analogi. Bayangkan seorang arsitek yang diberi tugas merancang sebuah pusat hiburan yang sangat menyenangkan. Dia punya kekuasaan luar biasa untuk memasang dimana pun ia mau. Tapi ia memilihnya di lokasi tempat pembuangan sampah!

Sel manusia ada dua jenis, sel tubuh (somatik) dan sel kelamin (gamet). Sel somatik memiliki separuh kromosom ibu dan separuh kromosom ayah, sehingga disebut juga sel diploid (dua pasangan kromosom homolog[kromosom 1 ibu dan kromosom 1 ayah, kromosom 2 ibu dan kromosom 2 ayah, dsb). Sel kelamin hanya memiliki separuh dari jumlah kromosom sel somatik yang berupa kromosom gabungan ayah-ibu (kromosom 1 ayah-ibu, kromosom 2 ayah-ibu, dst). Sel kelamin disebut juga sel haploid. Berikut akan dibahas proses pembentukan sel kelamin dari sel tubuh.



Proses pembentukan sel gamet dari sel somatik disebut meiosis. Pembentukan sel dilakukan dengan cara pembelahan sel, sama seperti bakteri. Hanya saja sel induk yang diploid menghasilkan sel anak yang haploid, bukannya diploid. Proses ini terdiri dari dua tahap dan terjadi di dalam organ reproduksi manusia.

Tahap pertama : Pembentukan kromosom gabungan

Kromosom memiliki kromatid. Kromatid yang homolog ini dalam tahap pertama saling terpaut. Di lokasi kromosom saling paut ini, dapat terjadi pindah silang, dimana kromosom pecah dan bergabung dan berubah kombinasinya karena berikatan lagi dengan bagian kromosom homolognya, bukannya bagian asalnya. Terbentuklah kromosom gabungan.

Tahap kedua : Pembelahan reduksi

Kromosom-kromosom homolog bergerak acak. Hasil dari pergerakan acak ini adalah berpusatnya separuh kromosom ke kutub utara sel, dan separuhnya lagi ke kutub selatan sel. Khatulistiwa kemudian terbelah dan terbentuklah dua buah sel. Satu sel berasal dari belahan utara sel induk, satu sel lagi berasal dari belahan selatan sel induk. Setiap sel hanya memuat separuh dari jumlah kromosom sel induk yang telah dilepas-lepas lalu dipasangkan kembali secara acak dalam tahap pertama. Karenanya dua sel kelamin hampir tidak mungkin memiliki kombinasi kromosom yang sama.

Kembali menjadi diploid

Ketika sel gamet ini dilepas lewat ML, maka sel gamet si cowok (spermatozoa) dan sel gamet si cewek (telur) akan bertemu di dalam tubuh si cewek (calon ibu). Jika tidak ada halangan, maka spermatozoa dan telur ini akan melebur kembali. Karena masing-masing adalah haploid maka hasil peleburan akan menjadi diploid lagi dan pada gilirannya menjadi janin. Sel diploid ini akan terus membelah, tapi tidak secara meiosis. Ia membelah biasa menjadi dua sel diploid, terus menerus hingga jadilah bayi. Jreeng, anakpun tercipta.

Karena kombinasi kromosom di tiap sel gamet dapat dikatakan terbentuk secara acak, dan selama prosesnya ada kesalahan yang disebut mutasi, maka hasilnya adalah anak yang murni tidak terprediksi. Walau begitu, tetap saja sang anak ini merupakan gabungan dari sifat kedua orang tuanya, dan sedikit sekali sifat baru yang berasal dari mutasi.

Sumber :

Ernst Mayr. 2001. What Evolution Is.
10. Todar, Kenneth (2008). “The Nature of Bacterial Host-Parasite Relationships in Humans”. Online Textbook of Bacteriology.

11. Robert L. Peck, Leslie M. Cassinari, Christine S. Gavlick. Joy and Evolution. Personal Development Center, 2004

12. Martin Willett. 2007. Sex and Evolution

faktailmiah.com>

0 comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...